Alamat: Jalan Pantai Parangkusumo, Pantai, Parangtritis, Kec. Kretek, Bantul Regency, Special Region of Yogyakarta, 55772
Lokasi (Google Maps): Klik Disini
Jam Buka: Setiap Hari, Senin Sampai Minggu, Mulai Pukul 9 Pagi Sampai 9 Malam
Harga Tiket Masuk (HTM): Rp 10.000
Nomor Telepon:
Sudah tidak diragukan lagi jika Daerah Istimewa Yogyakarta memang istimewa, bukan hanya isapan jempol belaka. Kota yang maju dengan masih mempertahankan budaya menjadi ciri khas yang menonjol di Jogjakarta.
Tak heran jika Jogja menjadi salah satu kota di Indonesia yang menjadi tujuan wisata banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Hal ini tak lepas dari pesona banyaknya tempat wisata, mulai dari wisata alam hingga wisata buatan.
Yogyakarta yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia menjadikan daerah ini banyak memiliki pantai. Banyak sekali wisata pantai indah di sini, di antaranya Parangtritis, Depok, Kukup, Cemara Sewu, dan banyak lagi.
Salah satu tempat yang sangat terkenal, bahkan tidak hanya keindahannya tapi juga kisah mistis yang menyelimutinya, yaitu Pantai Parang Kusumo. Seperti apa tempat tersebut hingga disebut mistis dan misterius?
Legenda dan Mitos Pantai Parangkusumo
Pantai Parangkusumo terkenal dengan legenda Ratu Pantai Selatan atau Penguasa Laut Kidul. Kisah ini sudah tersohor di masyarakat, bahkan masyarakat setempat sudah mewariskan cerita mengenai Ratu Kidul secara turun temurun.
Ketika masuk ke lokasi objek wisata ini, Anda akan disambut dengan suasana yang sakral. Wangi bunga setaman dan dupa semerbak menyambut kehadiran Anda, bahkan tidak jarang ada beberapa sajen yang masih berasap karena dibakar.
Hal ini membuat pengunjung sedikit bergidik karena suasana angker yang diciptakan tersebut. Satu yang menjadi pusat perhatian adalah adanya Batu Cinta yang terletak di dalam Puri Cepuri.
Dinamakan Batu Cinta bukan tanpa alasan. Konon menurut legenda, tempat ini adalah pertemuan antara Panempahan Senopati dengan Ratu Kidul. Hal tersebut pun ada hubungannya dengan Kraton Yogyakarta dengan Kraton Bale Sokodhomas.
Kisah bermula ketika Panembahan Senopati melakukan tapa ngeli untuk menyempurnakan kesaktiannya. Dalam pertapaannya, tiba – tiba terjadi badai, pohon – pohon tercabut hingga ke ara, air laut mendidih, serta ikan – ikan terlempar ke daratan.
Hal ini membuat Ratu Kidul mulai menampakkan diri ke permukaan laut dan menemui Panembahan Senopati. Pertemuan ini membuat Ratu Kidul jatuh cinta pada Panembahan Senopati.
Tapi, ada maksud lain Panembahan Senopati melakukan ritual tersebut. Ia ingin dapat memerintah Mataram dan memohon pada Ratu Kidul supaya mengabulkan permintaannya.
Ratu Kidul pun mengabulkan permintaan Panembahan Senopati. Tapi, syaratnya Panembahan Senopati dan seluruh keturunannya mau menjadi suami Ratu Kidul. Akhirnya, Panembahan Senopati bersedia menikah dengan Ratu Kidul dan dari pernikahan tersebut tidak dikaruniai keturunan.
Peristiwa tersebut membuat Kraton Yogyakarta sebagai salah satu pecahan Mataram memiliki hubungan erat dengan istana laut selatan. Hal ini dibuktikan dengan dilaksanakannya upacara atau ritual rutin setiap satu tahun sekali berupa persembahan, yaitu labuhan alit.
Bagian dari proses labuhan ini di antaranya penguburan potongan kuku dan rambut serta pakaian sultan. Lokasi ritual berada di dalam area Puri Cepuri.
Baca juga Candi Ratu Boko Jogja
Karena peristiwa tersebut, banyak orang yang hingga kini mengkeramatkan lokasi batu cinta tersebut. Tak sedikit juga berdo’a meminta sesuatu hingga pesugihan di batu cinta tersebut.
Bahkan, lokasi Parang Kusumo ini juga dikenal sebagai tempat lokalisasi. Setiap hari Selasa Kliwon, tempat ini selalu ramai karena adanya ritual labuhan. Saat itu juga banyak psk yang mengais rupiah.
Meskipun aparat selalu melakukan razia, namun nampaknya para pekerja ini tetap gemar mengais rupiah di lokasi ini.
Berlibur Menikmati Keindahan Pantai Parangkusumo
Berlibur di Pantai Parangkusumo disarankan ketika ritual diadakan. Karena dengan begitu, Anda tidak hanya dapat menikmati keindahan objek wisata ini, melainkan juga menikmati suguhan budaya ritual tahunan ini.
Di sini ternyata tidak hanya ada satu ritual, melainkan beberapa ritual selain ritual labuhan, yaitu upacara melasti, labuhan ageng, semedi, dan tirakatan. Acara ritual ini diadakan baik oleh masyarakat maupun utusan dari Keraton Yogyakarta.
Siap – siap tandai kalender Anda jika ingin berkunjung di saat ritual, biasanya hari Selasa dan Jumat Kliwon maupun 1 Suro.
Terlepas dari kisah mistis dan mitos yang menyelimuti Pantai Parangkusumo, objek wisata ini merupakan lokasi untuk melihat sunset yang indah. Tepat sekali karena objek wisata ini juga ditutup pada pukul 9 malam hari, jadi Anda bisa menghabiskan sore di sini.
Sembari menikmati sunset, Anda juga bisa menikmati pesona ombak yang bergulung – gulung indah menghiasi bibir pantai. Pasir halus yang menggelitik di kaki, menjadikannya tempat ini sangat unik.
Namun, tidak disarankan bagi Anda untuk berenang jauh karena ombak di Samudera Hindia terkenal besar dan cukup berbahaya. Anda juga harus mematuhi larangan yang ada, karena ada beberapa larangan yang diterapkan di sini.
Jika ingin bermain – main, selain berlarian di pantai dan bermain pasir, Anda juga bisa menyewa ATV dengan harga Rp 50.000 per 15 menit. Jika kurang puas, Anda juga bisa naik kuda dengan harga Rp 20.000 untuk sekali putaran.
Anda bisa mengajak anak – anak Anda menikmati pantai sambil memutarinya. Terlebih ketika matahari sudah mulai turun ke peraduan, sangat pas waktunya untuk Anda mengambil foto dan video dengan latar suasana tersebut.
Jika ingin sesuatu yang lebih menantang, Anda bisa pergi ke Gumuk Pasir Parangkusumo untuk bermain sandboarding. Sandboarding ini akan membawa Anda bebas merasakan berseluncur di atas papan dengan media pasir.
Pasir yang ada di gumuk pasir ini merupakan jenis pasir barchan, yang mana jenis ini sangat jarang berada di daerah tropis. Dan lebih hebatnya lagi, gumuk pasir di sini satu – satunya di Asia Tenggara. Biaya untuk sandboarding pun tidak mahal, hanya Rp 3.000 sampai puas.
Fasilitas di Pantai Parangkusumo
Karena sudah menjadi tempat wisata dan dikelola dengan baik, fasilitas yang ada cukup lengkap. Di antaranya masjid, toilet, penginapan, losmen, rumah makan, serta kios yang menjual souvenir khas objek wisata ini.
TIM SAR juga selalu berjaga di lokasi ini untuk mengamati keadaan dan pengunjung. Untuk tarif parkir mobil sebesar Rp 5.000, motor Rp 2.000. sementara biaya masuk mobil yaitu Rp 5.000 dan motor Rp 1.000.
Baca juga Rekomendasi 7 Pantai Di Gunungkidul Terbaik Dan Terbaru Untuk Liburan
Dari Jalan Malioboro, Anda lurus terus hingga perempatan titik nol km. Kemudian belok ke arah kiri. Pada perempatan Gondomanan, ambil jalur ke kanan menuju Jalan Brigjen Katamso.
Setelah itu, di perempatan Jalan Parangtritis lurus terus. Dari sini, Anda bisa memperhatikan papan penanda menuju Pantai Parang Kusumo.
Leave a Reply
View Comments