Istana Maimun adalah salah satu peninggalan sejarah yang ada di Kota Medan. Sekarang ini istana tersebut menjadi salah satu tempat wisata di Medan yang cukup populer hingga ke luar provinsi. Mayoritas penduduk Medan sendiri adalah keturunan bangsa Batak dan Melayu Deli. Karena pada zaman dahulu hampir semua suku yang ada di Indonesia memiliki kerajaan yang pernah berjaya di zamannya, di Medan juga terdapat kerajaan yang pernah berjaya, salah satu peninggalannya adalah Istana Maimun ini.
Sejarah Istana Maimun
Istana ini dahulunya adalah pusat kerajaan Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah. Istana ini sendiri dibangun dengan ketinggian 14.40 meter oleh seorang arsitek asal Belanda bernama Th Van Erp. Pembangunan istana ini sangat memperhatikan bentuk dan detail bangunannya. Hal ini ditujukan agar mampu melengkapi kemahsyuran serta kejayaan kerajaan Melayu Deli di bawah kekuasaan Sultan Makmum Al Rasyid Perkasa Alamsyah. Istana Maimun sendiri berdiri sejak 1873 Masehi.
Daya Tarik Istana Maimun
Berbagai pesona yang ditawarkan oleh istana ini dapat membuat siapapun yang mengunjunginya merasa terpukau. Hal pertama yang akan dirasakan oleh pengunjung adalah suasana kemegahan istana dengan tetap terlihat kokoh berdiri hingga saat ini dari sejak tahun 1873 lalu.
Istana ini dibangun sejak berabad-abad lalu diatas tanah yang memiliki luas hingga 2772 meter persegi. Keindahan lain yang dimiliki oleh istana ini adalah gaya dan struktur bangunannya yang begitu mempesona. Jika dilihat dari segi arsitekturnya, istana ini memiliki gaya dari perpaduan berbagai macam elemen dan kebudayaan.
Gaya arsitektur tersebut merupakan perpaduan dari kebudayaan Melayu Deli dan kebudayaan Eropa serta Hindia. Bahkan ada yang menyebutkan bahwa istana ini adalah perpaduan dari 6 unsur kebudayaan yaitu Melayu, Islam, India, Italia, Belanda dan Spanyol.
Simak juga tentang 20 Toko Helm Medan Terdekat & Terlengkap: INK, NHK, KYT, BMC, MDS
Bentuk jendela dan pintu dari Istana Maimun yang menjulang tinggi merupakan pengaruh dari arsitektur Belanda. Sedangkan beberapa pintu pada bagian lainnya memperlihatkan gaya Spanyol. Adanya beberapa lengkungan di bagian atap yang memiliki tinggi antara 5-8 meter menunjukkan pengaruh Islam yang kuat. Lengkungan-lengkungan yang lebih mirip seperti perahu terbalik ini terkenal dengan sebutan lengkungan Persia karena bentuk lengkungan ini juga populer di Turki dan negara Timur Tengah lainnya serta India.
Bangunan istana ini sedikitnya memiliki 40 kamar dan beberapa gudang, dapur, 4 kamar mandi dan juga penjara. Ke empat puluh kamar tersebut dibagi menjadi dua dimana 20 kamar diantaranya berada dibagian atas serta sisanya ada di bawah. Beberapa material memang sengaja didatangkan dari Eropa ketika pembangunan istana ini, Material tersebut adalah marmer, teraso dan lantai ubin.
Bangunan induk dan Balirung istana setidaknya memiliki luas sekitar 412 meter persegi. Di tempat itulah singgasana Kesultanan Deli berada. Pengunjung dapat mengabadikan momen ketika berkunjung ke istana dengan latar belakang singgasana tersebut.
Tahta singgasana ini didominasi dengan warna kuning, seirama dengan warna keseluruhan bangunan yang kebanyakan memang berwarna kuning. Di atas singgasana raja terdapat lampu kristal bergaya Eropa yang meneranginya. Singgasana ini masih digunakan hingga kini tepatnya ketika terdapat upacara-upacara adat khusus seperti penobatan Sultan atau ketika Sultan menerima sembah sujud dari para anggota keluarganya ketika hari-hari besar Islam.
Sedangkan pengaruh gaya Eropa pada Istana Maimun ini dapat terlihat pada perabotan-perabotan yang digunakan seperti meja, kursi, dan lemari. Perabotan yang sudah sangat tua tersebut dibuat dengan detail yang begitu rumit. Rasa takjub pasti akan menghampiri para pengunjung ketika berada di istana ini.
Simak juga tentang Kebun Binatang Medan Zoo 2024: Harga Tiket Masuk, Rute Akses dan Jam Buka
Meriam Jelmaan Puteri Cantik
Di Istana Maimun terdapat sebuah meriam legendaris yang bernama merian Puntung atau Meriam Buntung. Menurut cerita, meriam ini adalah jelmaan dari adik seorang puteri yang cantik jelita yang bernama Puteri Hijau. Sang Puteri memiliki dua orang adik laki-laki yang bernama Mambang Yasid dan Mambang Khayali.
Suatu ketika puteri tersebut menolak pinangan dari Raja Aceh sehingga akhirnya Raja Aceh memutuskan untuk menyerbu Kerajaan Deli Tua. Demi mempertahankan istana, Mambang Khayali menjelma menjadi sebuah meriam dan menembaki pasukan Aceh terus menerus hingga larasnya menjadi sedemikian panas dan akhirnya pecah.
Sekitar 300 tahun kemudian, meriam ini ditemukan oleh Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah melalui sebuah mimpi dan akhirnya meriam tersebut disimpan di depan sebelah kanan istana. Sebagian masyarakat lokal percaya bahwa Meriam Puntung ini mendatangkan berkah, maka dari itu beraneka macam bunga ditabur diatas meriam tersebut.
Akses Menuju Istana
Jika ingin berkunjung ke istana ini sangatlah mudah karena Istana Maimun yang terletak di jalan Brigjen Katamso ini lokasinnya tidak terlalu jauh dari Mesjid Agung Medan. Untuk memasuki lokasi wisata, pengunjung pun tidak akan dikenakan biaya retribusi atau tiket masuk. Biasanya para wisatawan yang berkunjung akan memberikan sumbangan sukarela yang tidak dipatok pada angka dan nominal tertentu.
Untuk sampai dilokasi ini tidaklah sulit, karena banyak sekali kendaraan umum yang dapat digunakan untuk menuju jalan Brigjen Katamso. Salah satu angkutan umum yang dapat digunakan adalah jasa angkutan Becak Motor. Angkutan ini adalah salah satu ciri khas Kota Medan. Pengunjung dapat menggunakan jasa Becak Motor ini untuk mencapai Istana Maimun atau pun untuk berkeliling kota Medan.
Baca juga tentang Danau Linting Medan: Fasilitas, Aktivitas dan Tiket Masuk 2024
Fasilitas Sekitar Istana
Seperti di kota besar lainnya, di Medan pun telah banyak hotel yang dibangun di kawasan kota yang tentunya dekat dengan Istana Maimun. selain itu pusat perbelanjaan dan restoran pun akan dengan sangat mudah ditemui di berbagai penjuru kota ini.
Leave a Reply
View Comments