Kalau Anda berkunjung ke Bandung lalu melihat sebuah monumen dengan desain arsitektur berupa tiang setinggi 45 meter dan memiliki sisi sebanyak 9 bidang. Di puncaknya terdapat kilatan yang serupa dengan kilatan api berwarna merah. Itulah monumen Bandung Lautan Api yang dibangun untuk memperingati peristiwa Bandung Lautan Api.
Peristiwa Bandung Lautan Api merujuk pada sebuah peristiwa yang terjadi pada 23 Maret 1946, ketika masyakarat Bandung berjumlah sekitar 20.000 penduduk membakar rumah mereka sendiri. Hal ini dilakukan untuk mencegah tentara sekutu dan tentara NICA Belanda dalam usaha menggunakan Bandung sebagai markas strategis militer dalam perang kemerdekaan Indonesia. Pembumihangusan Bandung tersebut dianggap merupakan langkah strategis yang sangat tepat dalam Perang Kemerdekaan Indonesia karena kekuatan Tentara Rakyat Indonesia (TRI) dan milisi rakyat tidak sebanding dengan kekuatan pihak sekutu dan NICA yang berjumlah besar. Setelah peristiwa tersebut, TRI bersama milisi rakyat melakukan perlawanan dari luar Bandung. Peristiwa ini sampai kini juga diabadikan dalam lagu Halo-halo Bandung selain dibuat Monumen Bandung Lautan Api ini.
Istilah Bandung Lautan Api muncul dalam harian Suara Merdeka tanggal 26 Maret 1946. Seorang wartawan bernama Atje Bastaman menyaksikan pemandangan pembakaran Bandung dari bukit Gunung Leutik di sekitar Pameungpeuk, Garut. Dari puncak tersebut, Atje melihat Bandung yang memerah dari Cicadas sampai ke Cimindi. Setelah itu, Atje pun menulis berita peristiwa yang dilihatnya. Artikel buatannya itu diberi judul “Bandoeng Djadi Laoetan Api.” Setelah itu, penyebutannya pun diperpendek menjadi “Bandoeng Laoetan Api.” Sampai kini, istilah Bandung Lautan Api menjadi lebih dikenal untuk mengenang peristiwa gerilya masyarakat pada masa itu. Monumen tersebut menjadi landmark kota Bandung dan sekaligus menjadi simbol perjuangan bangsa Indonesia.
Monumen ini terletak di kawasan lapangan Tegallega. Kawasan yang berada di tengah-tengah kota Bandung. Selain sebagai monumen peringatan, monumen ini juga menjadi destinasi wisata masyarakat Bandung. Bagi Anda yang ingin melihatnya secara langsung atau mengabil foto, datang saja langsung ke Tegallega, Bandung. Tempat ini, dari Trans Studio Bandung, Anda bisa mengambil jalan Jendral Gatot Subroto kemudian mengambil Jalan Martanegara ke Jalan Pelajar Pejuang 45 di Turangga. Dari sana ambil Jalan BKR ke Jalan Moh. Toha. Ikuti saja jalan Moh. Toha. Sampailah Anda ditujuan Anda dalam waktu 12 menit dengan berkendara.
Setelah melihat monumen, lihat juga landmark kota Bandung lainnya seperti Jembatan Pasopati, gedung Observatorium Bosscha, dan Gedung Sate, Bandung.
Untuk informasi hotel murah, silahkan hubungi New Naripan Hotel, Hotel Sepuluh Lingkar Selatan, atau Hotel Imperium Bandung.
Lokasi monumen Bandung Lautan Api
Informasi yang tertera dalam artikel di atas sesuai dengan kondisi pada 16 September 2014.
Komitmen kami untuk memberikan informasi, tips, dan panduan wisata untuk Anda sekalian. Namun demikian, pemeliharaan website ini tidaklah murah. Apabila Anda memesan hotel, silahkan klik link hotel yang ada di halaman ini untuk membantu kami terus dapat memberikan informasi serta panduan wisata yang lebih menarik lagi. Dan juga sarankan kami di twitter dan facebook.
Harga yang tertera dalam artikel ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Mau Liburan Murah? Pastikan Hubungi Kami!
Tour Murah Panduan Wisata. Telp: +62.85.101.171.131. Pin BB: 5BF4C2B4