Tak jauh dari kota Makassar ada jejak sejarah yang amat berharga. Adalah Istana Raja Gowa Balla Lompoa yang terletak di jantung kota Sungguminasa, Gowa. Dalam bahasa setempat, Balla Lompoa berarti rumah besar atau rumah kebesaran.
Museum yang didirikan saat pemerintahan Raja Gowa XXXI, I Mangngi Mangngi Daeng Mattutu ini merupakan rumat adat yang sampai sekarang masih dipertahankan. Kendati beberapa kali mengalami renovasi namun bentuk asli rumah adat tidak dirubah sama sekali sejak didirikan pada tahun 1936. Salah satu renovasi yang cukup unik terjadi pada Maret 2011 lalu saat pemerintah Gowa bermaksud meninggikan rumah ini setinggi 3 meter. Proses tersebut dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia dan bantuan mesin hidrolik. Hal ini pun lantas diganjar penghargaan oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai museum pertama di Indonesia yang diangkat secara manual oleh manusia.
Hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari Makassar untuk mencapai tempat ini. Istana tua yang dibangun sekitar 75 tahun yang lalu ini didominasi material besi dan kayu sappu. Tiang peyangga, dinding, lantai, tangga hingga atapnya menggunakan bahan tersebut. Kepala kerbau tergantung diujung atap menandakan derajat kebangsawanan sang pemilik rumah. Sebagai pusat pemerintahan, bangunan ini pernah ditempati oleh dua raja yaitu I Mangi Manggi Daeng Matutu dan Raja Gowa ke 36 Andi Idjo Daeng Marrawang Karaeng Lalolang Sultan Muhammad Kadir Aidir.
Bangunan museum dibagi menjadi 2 bagian yakni ruang utama seluas 60 x 40 meter dan ruang penerima tamu seluas 40 x 4,5 meter. Di dalam ruang utama terdapat 3 bilik yaitu kamar pribadi, tempat penyimpanan benda-benda bersejarah dan bilik kerajaan. Bangunan istana ini merupakan gabungan dari bangunan utama dan pendukung yang saling terhubung dengan sebuah tangga setinggi 2 meter. Disini kita bisa melihat dari dekat kamar tidur yang pernah digunakan raja.
Berbagai koleksi yang menghuni Istana Raja Gowa Balla Lompoa adalah beberapa artefak Kerajaan Gowa yang masih tersisa seperti mahkota, buku perjuangan, bendera, badik, payung, kereta kebesaran, dan beberapa benda lainnya yang terbuat dari emas murni dan dihiasi intan berlian. Tidak hanya itu, disini kita juga dapat menjumpai 10 buah tombak, 7 buah naskah lontara dan 2 buah kitab Al-Quran yang ditulis tangan berangka tahun 1848. Total ada 140 koleksi benda kerajaan ang bernilai tinggi yang sarat nilai sejarah.
Museum yang dari depan terdapat penanda huruf bertuliskan “BALLA LOMPOA” ini buka sejak pukul 8 pagi hingga 4 sore. Sedangkan khusus untuk hari Jumat buka hingga pukul 11 siang.
Untuk mencapai tempat ini Anda bisa menumpang angkutan kota, taksi maupun kendaraan yang disediakan oleh hotel tempat Anda menginap. Bila menggunakan angkutan kota, naiklah dari lapangan Karebosi jurusan Sungguminasa turun di depan Balla Lompoa. Sedangkan jika menumpang bus patas, Anda bisa memulainya dari Pasar Panampu.
Puas melihat istana raja Anda bisa santai sejenak di Pulau Lae-lae atau Pulau Kayangan untuk merasakan deburan ombak. Jangan lupa mengunjungi landmark kota Makassar yakni Pantai Losari.
Selama berlibur di Makassar Anda bisa menginap di JL Star Hotel, Vindhika Hotel dan Hotel Celebes.
Peta lokasi Balla Lompoa View Larger Map
Rujukan sarana wisata di Yogyakarta : info sewa mobil di Yogyakarta
Komitmen kami untuk memberikan informasi, tips, dan panduan wisata untuk Anda sekalian. Namun demikian, pemeliharaan website ini tidaklah murah. Apabila Anda memesan hotel, silahkan klik link hotel yang ada di halaman ini untuk membantu kami terus dapat memberikan informasi serta panduan wisata yang lebih menarik lagi. Dan juga sarankan kami di twitter dan facebook.
Mau Liburan Murah? Pastikan Hubungi Kami!
Tour Murah Panduan Wisata. Telp: +62.85.101.171.131. Pin BB: 5BF4C2B4
14 Comments
Pingback: Cerita Tentang Lapangan Karebosi | Panduan Wisata Keliling Dunia
Pingback: Bugis Water Park, Taman Air Terbesar di Makassar | Panduan Wisata Keliling Dunia
Pingback: Mengagumi Kemegahan Masjid Raya Makassar | Panduan Wisata Keliling Dunia
Pingback: Sumur Ajaib Kassi, Dekat Laut Tapi Tidak Asin | Panduan Wisata Keliling Dunia
Pingback: Mengenal Sejarah Gowa di Museum Karaeng Pattingalloang | Panduan Wisata Keliling Dunia
Pingback: La Galigo, Epik Terpanjang di Dunia | Panduan Wisata Keliling Dunia
Pingback: Makam Sultan Hasanuddin, Sejarah yang Tak Ternilai | Panduan Wisata Keliling Dunia
Pingback: Mengenal Sejarah di Benteng Fort Rotterdam | Panduan Wisata Keliling Dunia
Pingback: Makam Pangeran Diponegoro, Jejak Terakhir Sang pahlawan | Panduan Wisata Keliling Dunia
Pingback: Monumen Mandala, Kenangan Indah Bagi Pak Harto | Panduan Wisata Keliling Dunia
Pingback: 7 Alasan Mengapa Harus Liburan ke Makassar | Panduan Wisata Keliling Dunia
Pingback: Mengenali Rumah Adat Bugis Makassar | Panduan Wisata Keliling Dunia
Pingback: Liburan Sehari di Makassar | Panduan Wisata Keliling Dunia
Pingback: Belajar Sejarah di Istana Bala Kuning | Wisata Lombok